Apa itu Gempabumi dan Parameternya??

Gempa bumi merupakan manifestasi dari getaran lapisan batuan yang patah, yang energinya menjalar melalui badan dan permukaan bumi berupa gelombang seismik Sebagian besar gempabumi di dunia adalah gempa tektonik, yaitu gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas tektonik.
Menurut teori tektonik lempeng, bagian luar bumi merupakan kulit yang tersusun oleh lempeng-lempeng tektonik yang saling bergerak. Di bagian atas disebut lapisan litosfir merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari material yang kaku. Lapisan ini mempunyai ketebalan sampai 80 km di daratan dan sekitar 15 km di bawah samudra. Lapisan di bawahnya disebut astenosfir yang berbentuk padat dan materinya dapat bergerak karena perbedaan tekanan. Bila dua buah lempeng bertumbukan maka pada daerah batas antara dua lempeng akan terjadi tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke bawah lempeng yang lain, masuk ke bawah lapisan astenosfir. Pada umumnya lempeng samudra akan menyusup ke bawah lempeng benua, hal ini disebabkan lempeng samudra mempunyai densitas yang lebih besar dibandingkan dengan lempeng benua. Apabila tegangan tersebut telah sedemikian besar sehingga melampaui kekuatan kulit bumi, maka akan terjadi patahan pada kulit bumi tersebut di daerah terlemah.Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi atau tegangan sebagian atau seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula. Peristiwa pelepasan energi ini disebut gempabumi. Gempabumiterjadi di sepanjang batas atau berasosiasi dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Pada kenyataannya pergerakan relatif dari lempeng berjalan sangat lambat, hampir sama dengan kecepatan pertumbuahan kuku manusia (0-20 cm pertahun). Hal ini menimbulkan adanya friksi pada pertemuan lempeng, yang mengakibatkan energi terakumulasi sebelum terjadinya gempa bumi. Kekuatan gempa bumi bervariasi dari tempat ke tempat sejalan dengan perubahan waktu.
Di Indonesia lokasi sumber gempabumi berawal dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian berbelok ke Utara di Sulawesi, kemudian dari Nusa Tenggara sebagian terus ke timur Maluku dan Irian. Hanya pulau Kalimantan yang relatif tidak ada sumber gempa kecuali sedikit bagian timur. Gambar berikut adalah batas lempeng-lempeng tektonik yang melewati Indonesia dan berasosiasi terhadap sumber-sumber gempa.
gempa                                                       
Parameter gempa Bumi
Pada waktu terjadi gempa kita tidak tahu dari mana asalnya gempa dan ke arah mana arahnya, sehingga kita tidak tahu ke arah mana harus lari menjauhi sumber gempa. Untuk itu di sini kita perlu mengetahui beberapa hal penting yang ada hubungannya dengan gempabumi, yaitu :
a. Origin Time : Origin Time adalah waktu terjadinya gempabumi pada sumbernya di dalam bumi.
b. Epicenter (Posisi Lintang dan Bujur) : yaitu titik atau garis pada permukaan bumi yang tegak lurus hiposentrum. Pada titik episentrum gempabumi pertama dirasakan, kemudian getaran gempa dijalarkan ke arah horizontal.
c. Hiposenter (Kedalaman) : yaitu sumber atau tempat terjadinya tektonik, vulkanik atauh reruntuhan yang menyebabkan gempabumi. Hiposentrum letaknya di bagian dalam bumi. Dan bila ditinjau menurut kedalaman hiposenter (Bath 1978) membagi 3 (tiga) lapisan, yaitu :
      • Gempa dangkal, dengan kedalaman hiposenter kurang 66 Km
      • Gempa menengah, dengan kedalaman hiposenter antara 66 km sampai dengan 450 km.
      • Gempa dalam, dengan kedalaman hiposenter lebih dari 451 km.
d. Magnitude (Kekuatan) : Magnitudo adalah parameter gempa yang diukur berdasarkan yang terjadi pada daerah tertentu, akibat goncangan gempa pada sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat yang berbeda, harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa yang diraskan di tempat-tempat tersebut tentu berbeda. Bersifat logritmik. Pada umumnya magnitudo diukur berdasarkan amplitudo dan periode fase gelombang tertentu.Satuan yang digunakan adalah Skala Richter. Skala ini diperkenalkan oleh Charles F. Richter tahun 1934. Sebagai contoh, gempabumi dengan kekuatan 8 Skala Richter setara kekuatan bahan peledak TNT seberat 1 gigaton atau 1 milyar ton.
e. Intensitas gempabumi :  Tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya. Angkanya ditentukan dengan menilai kerusakan yang dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan, dan tanah, dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified Mercalli Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Daerah Rawan Gempa Bumi
     Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempabumi.
     Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu:Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat - Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.
     Kegempaan di Sumatera Bagian Utara disebabkan karena adanya pertemuan (tumbukan) dua lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia, sehingga di wilayah Pulau Sumatera terdapat patahan besar Sumatera (Great Sumatera Fault) yang juga sering dikenal sebagai sesar Sumatera (sesar Semangko) yang membujur sepanjang Bukit Barisan dari Aceh sampai dengan Lampung. Pada patahan besar Sumatera tersebut juga teradapat segmen-segmen yang masih aktif.
PETA SEISMISITAS INDONESIA (1973-2009)
 image                                     
Sumber : Data From USGS (http://earthquake.usgs.gov/)

Mengapa gempabumi sulit diramalkan??

Semua tentunya sudah tahu apa itu gempa, kan. Mengapa bisa terjadi gempa ? Ya, karena bergesernya kerak-gerak bumi ini menyebabkan gesekan-gesekan yg terjadi pada zona tumbukan serta zona-zona patahan. Gesekan ini mengakibatkan terjadinya getaran atau kita sebut gempa. Banyak model-model gempa yg saat ini dikembangkan para ahli geologi dan geofisika. Salah satu teori “tarik-ulur” gempa dapat dilakukan dengan model mekanik “slider block“.

Ini hanya salah satu teori dari sekian banyak model-model dalam menggambarkan gerakan-gerakan dan terjadinya gempa secara mekanis. Sebuah teori mekanis sederhana tentang bagaimana pusat-pusat gempa itu berpidah-pindah pusat gempanya.

Teori ini menggunakan urutan beban dan pegas yg sambung-menyambung. Dengan model ini maka akan terlihat beberapa balok yg “saling terkait” oleh pegas (spiral). Masing-masing pegas memiliki elastisitas tekan dan tarik berbeda-beda. Ketika ditarik paka balok-balok ini akan bergerak, namun gerakannya tentunya tidak konstan dan kontinyu. Karena adanya ganjelan-ganjelan dibawah blok-blok ini maka balok-balok ini akan bergerak ketika kekuatan pegas melebihi kekuatan ganjel-ganjel dibawahnya. Seandainya balok-balok ini berupa balok yang seragam maka dengan model ini akan lebih udah dibuat model matematisnya, namun kenyataan alam selalu tidak ideal sehingga gempa itu tidak terjadi berurutan. Masing2 balok akan memiliki ritme sendiri2 dimana masing ritmenya tidak sama sekalii terpisah bahkan akan terkait satu dengan yang lain.

Model sederhana

Untuk mencoba bermain-main silahkan membuat sendiri model itu dirumah, ini dapat anda mulai lakukan dengan model yang paling sederhana, kemudin dengan model yang semakin kompleks. Nah untuk tujuan riset tentunya dengan model sesuai realitas di lapangan. Baik model matematisnya maupun model mekanisnya. Untuk lebih jelasnya silahkan dilihat penjelasannya di video tentang Model Slinder Block.

http://rovicky.wordpress.com/2006/07/28/mengapa-gempa-sulit-diramalkan/

Stasiun Geofisika Mata Ie (Stasiun Pengamat Gempabumi )

Stasiun Geofisika Mata Ie merupkan salah satu Unit Pelaksana Teknis BMKG yang berada di Propinsi Aceh yang berperan aktif dalam pengamatan, pengolahan, analisa dan pelayanan data gempabumi. Dalam pelaksanaanya pengamatan aktivitas gempabumi di Stasiun Geofisika Mata Ie dilakukan dengan beberapa peralatan yang bersifat analog maupun digital.
Peralatan Pengamat Gempabumi Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh;

1. Seismograph  SPS 3 komponen dengan Seismometer Kinemetrik

image image image 

2. Japan Indonesian Seismic Network (JISNET)

DSC02275 image 

3. Taurus Portable Seimograph.

 tour3  nmx-case200

4. Triaxial Seismic Accelerometer

TSA100 taurusheld250

5. TDS 4.0 Digital Seismic System

P1070844 P1070845

6. Digital Seimograph SPS-III

image  P1070846
Melalui peralatan yang ada Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh ikut berperan dalam usaha mitigasi bencana, khususnya yang disebabkan oleh gembabumi tektonik di Propinsi Aceh.